Sabtu, 01 September 2018

Ciri-ciri, Daur Hidup dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)
Lumut merupakan golongan tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus. Tumbuhan talus ialah tumbuhan yang tidak memiliki akar, batang dan daun yang sejati. Sedangkan tumbuhan berkormus ialah tumbuhan yang memiliki akar, batang dan daun yang sejati. Lumut belum memiliki akar, batang dan daun yang jelas. Akan tetapi, lumut telah memiliki klorofil untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum Plantae.
1. Ciri-ciri Tumbuhan Lumut
• Lumut memiliki perbedaan ukuran, ada yang berukuran kecil yang umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2 cm, sedangkan lumut yang berukuran besar memiliki tinggi sekitar 20 cm.
• Lumut berukuran kecil dan berdiri tegak mempunyai bagian-bagian tubuh yang mirip akar, batang, dan daun.
• Bagian tubuh mirip akar pada lumut disebut dengan rizoid. Fungsi Rizoid adalah untuk menyerap air dan garam mineral serta melekat pada habitatnya.
• Daun lumut sangat tipis yang hanya terdiri atas selapis sel dan daunnya yang terdiri tas beberapa lapis sel.
• Bryophyta merupakan organisme yang bersifat multiseluler dan eukariotik
• Bagian ujung batang memiliki titik tumbuh sehingga dapat tumbuh memanjang.
• Tumbuhan lumut hanya mengalami pertumbuhan yang memanjang tapi tidak mengalami pertumbuhan membesar.
• Tumbuhan lumut tidak memiliki pembuluh angkut floem dan xilem.
• Jaringan pengangkut hanya berupa jaringan empulur dimana air diserap oleh rizoid dengan cara imbibisi kemudian diedarkan melalui proses difusi.
• Sel-sel tumbuhan lumut memiliki plastida yang mengandung klorofil a dan b yang memiliki dinding sel namun tidak diperkuat oleh lignin seperti tumbuhan darat pada umumnya.
• Tumbuhan lumut memiliki pergiliran keturuan atau metagenesis yang mengalami dua fase seperti fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid)
• Alat perkembangbiakan jantan adalah anthredium dan betina adalah arkegonium
2. Daur Hidup Tumbuhan Lumut
Berikut ini gambar siklus reproduksi lumut :
Keterangan Gambar :
1. Gametofit (n), yaitu badan penghasil gamet. Anteridium dan arkegonium terpisah.
2. Fertilisasi terjadi di dalam arkegonium, terbentuk zigot (2n).
3. Terjadi mitosis sehingga tumbuh menjadi embrio (2n).
4. Sporofit muda (2n) dalam arkegonium.
5. Sporofit dewasa (2n) tumbuh pada ujung gametofit betina. Sporofit adalah badan penghasil spora. Meiosis terjadi di dalam sporangium dan spora haploid berkembang. Spora akan berkecambah melalui pembelahan mitosis.
6. membentuk protonema (n) tumbuh dan berdiferensiasi membentuk gametofit dewasa (n)
Tumbuhan lumut dalam proses reproduksinya mengalami pergiliran yang teratur antara fase vegetatif dan fase generatif. Proses ini disebut dengan metagenesis. Berikut adalah skema metagenesis tumbuhan lumut :
Pergiliran Keturunan (Metagenesis) Tumbuhan Lumut adalah sebagai berikut...
• Spora lumut jatuh pada tempat yang cocok yang akan berkecambah dan terjadi pembelahan secara mitosis, kemudian tumbuh menjadi protonema
• Protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut bergametofit jantan dan betina
• Tumbuhan lumut dewasa akan menghasilkan sel kelamin yaitu jantan (antheridium) dan betina (arkegonium)
• Antheredium menghasilkan spermatozoid berflagel sedangkan arkegonium menghasilkan ovum.
• Dari hasil fertilisasi atau pembuahan antara spermatozoid dengan ovum disebut dengan zigot
• Zigot akan tumbuhan menjadi sporogonium
• Sporogonium dewasa akan menghasilkan spora dalam bentuk sporangium (kotak spora)
• Sporogonium disebut sporofit dan tumbuhan lumut disebut gametofit.
3. Klasifikasi Tumbuhan lumut
Tumbuhan lumut (Bryophyta) dikelompokan kedalam tiga kelas, yaitu :
a. Lumut Hati (Hepaticopsida)
Lumut hati mencakup sekitar 6.500 spesies lumut hati yang tumbuhan tak berpembuluh. Bentuk tubuh gametofit pada lumut hati tersusun dengan struktur yang berbentuk hati pipih yang disebut dengan talus, yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun. Tubuh lumut hati terbagi atas dua lobus. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut Hati (Hepaticopsida) mirip dengan lumut daun, walaupun bentuk tubuh yang berbeda. Di dalam sporangium tumbuhan lumut hati terdapat sel yang berbentuk gulungan yang disebut dengan elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka yang membantu dalam membantu memencarkan spora.
Dari sebagian jenis lumut hati, gametangium berada pada struktur batang yang disebut dengan Arkegoniofor dan Anteridiofor. Arkegoniofor adalah bagian yang menghasilkan arkegonium dan anteridiofor adalah bagian yang menghasilkan antheridium. Reproduksi Tumbuhan Lumut Hati (Hepaticopsida) melakukan reproduksi aseksual dengan sel yang disebut dengan gemma. Gemma adalah struktur seperti mangkok di permukaan gametofit. Contoh Jenis-Jenis Tumbuhan Lumut Hati (Hepaticopsida) adalah Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica.
 Ciri-Ciri Lumut Hati (Hepaticopsida)
• Gametofit yang berwarna hijau dengan bentuk tubuh lembaran, pipih dan berlobus.
• Pada umumnya tidak berdaun seperti marchantia dan lunularia, namun ada juga yang berdaun seperti jungermannia.
• Lumut hati tumbuh dengan posisi mendatar dan melekat pada substrak dengan menggunakan rizoid.
• Tumbuhan lumut hati banyak ditemukan di berbagai tanah yang lembab, khususnya hutan hujan tropis.
• Tumbuhan lumut hati ada juga yang tumbuh dipermukaan air seperti Ricciocarpus natans.
• Sporofit tidak berklorofil dan tidak mengandung kolumella
• Spora berkecambah tidak melalui pembentukan protonema
• Perkembangbiakan secara aseksual
• Pembentukan gemma atau kuncup. Contoh lumut hati yang mengalami pembentukan kuncup adalah marchantia polymorpha, lunalaria, dan blasia.
• Pembentukan tunas cabang. Contohnya Riccia Fluitan, Targionia, Reboulia
Berikut gambar struktur lumut hati Marchantia polymorpha dan bagian-bagiannya :
b. Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun adalah lumut yang paling banyak dikenal. Lumut daun (Bryopsida) juga dikenal dengan lumut sejati. Jumlah terbanyak dari dua kelas seperti lumut hati dan tanduk yaitu sekitar 30% dari permukaan daratan bumi yang memiliki 10.000 spesies. Struktur lumut daun (bryopsida) adalah mirip akar (rizoid), mirip batang, dan mirip daun.
Tubuh fase gametofit lumut daun memiliki gametangium pada bagian atasnya. Kebanyakan spesies tumbuhan lumut menghasilkan gamet berbeda antara jantan dan betina namun ada yang menghasilkan jantan dan benita pada satu tumbuhan Tubuh fase sporofit yang dihasilkan akan tumbuh dan menghasilkan gametofit betina pada bagian atasnya. Sporofit menempel pada gametofit dan bergantung untuk memperoleh nutirisi. Setelah dewasa, sporofit akan mengalami perubahan warna menjadi kecokelatan yang terdiri dari kaki yang melekatkan sporofit pada gametofit dan menyerap nutrisi gametofit yang disebut seta atau batang, dan kapsul mengandung sel-sel sporogenik. Pada sebagian spesies kapsul dilapisi struktur seperti tudung yang disebut dengan kaliptra yang dihasilkan oleh arkegonium. Spora lumut akan berkecambah dan tumbuh menjadi filamen pada lingkungan yang sesuai yang disebut dengan protonema. Contoh jenis-jenis lumut daun (bryopsida) adalah Polytrichum commune, Dichodontium, camphylopus, Polytrichum hiperboreum, Sphagnum palustre, Spaghnum squarrosum.
 Ciri-Ciri Lumut Daun (Bryopsida)
• Tubuh lumut daun memiliki bentuk kecil dan tumbuh dengan tegak.
• Pada umumnya tinggi lumut kurang dari 10 cm, namun ada juga yang mencapai 40 cm misalnya Polytrichum commune.
• Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel di kulit pohon.
• Akarnya berupa rizoid
• Fase gametofit merupakan fase dominan
• Spora terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endospora dan eksospora
• Habitat di tempat lembab
c. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Lumut tanduk memiliki gametofit mirip dengan gametofit lumut hati (bryopsida), perbedaan keduanya hanya terletak pada sporofitnya dimana sporofit lumut tanduk memiliki kapsul yang memanjang tumbuh seperti tanduk dari gametofir dan mengandung kutikula. Sporofit tumbuh dari jaringan cawan arkegonium. Setelah sporofit masak, bagian ujungnya akan terbelah dua. Sporongium memiliki benang-benang elater yang berfungsi mengatur pengeluaran spora, dan pada kapsulnya terdapat stomata. Anteridium dan arkegonium ada yang terletak pada talus yang sama (berumah satu), ada juga yang terletak pada talus yang berbeda (berumah dua) Lumut tanduk tumbuh dihabitat pada batuan atau tanah yang lembab. Lumut tanduk memiliki spesies 100 lumut tanduk. Contoh jenis-jenis lumut tanduk (Anthocerotopsida) adalah Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, falioceros, dan Leiosporoceros.
 Ciri-Ciri Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
• Gametofit berbentuk lembaran
• Sporofit berbentuk seperti kapsul memanjang seperti tanduk
• Didalam tanduk menghasilkan spora
• Struktur anatomi pada talus homogen dan ditiap selnya mengandung kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
• Sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul
• Spora berkecambah tidak membentuk protonema
• Perkembangbiakan secara aseksual
• Habitat pada daerah bebatuan atau tanah yang lembab
Perbedaan lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk
4. Manfaat dan Peran Tumbuhan Lumut
• Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons) dan sebagai penyerap polutan.
• Sebagai obat hepatitis (Marchantia Polymorpha)
• Bahan pembalut dan bahan bakar (Spagnum)
• Sebagai penahan erosi,
• Sebagai penyedia sumber air pada saat musim kemarau
• Sebagai penyedia oksigen untuk lingkungannya
• Sebagai obat antiseptik (frullania tamarisci jenis lumut hati)
• Mengandung senyawa yang dapat mengobati penyakit jantung (Cratoneuron filicinun jenis lumut daun)
• Membantu pertumbuhan rambut (Fissidens japonicum jenis lumut daun)
• Membantu mengobati penyakit pneumonia (Haplocaldium catillatum jenis lumut daun)
• Sebagai antibakteri, antikanker, mengobati luka bakar dan luka luar (Conocphalum conicum jenis lumut hati)
• Mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai obat bius (Rhodobryum giganteum jenis lumut daun)
• Pada ekosistem alami, lumut bersama lumut kerak (Lichenes) menjadi tumbuhan perintis yang tumbuh pertama di tempat-tempat gersang, seperti pada batu atau celah batu. Di tempat ini, lumut-lumut membuka lahan baru untuk tempat hidup tanaman lain, seperti tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji lainnya.
• Bantalan lumut di hutan-hutan berfungsi menyerap air hujan atau salju yang meleleh, sehingga mencegah banjir atau kekeringan di musim panas.
• Lumut gambut (Sphagnum) yang tumbuh pada habitat semi akuatik seperti dekat kolam alami, danau, payau, pegunungan basah, dapat dikeringkan untuk bahan bakar dan pupuk.
• Beberapa lumut seperti Marchantia polymorpha digunakan sebagai obat tradisional penyakit peradangan ringan di hati.
• lumut jenis Sphagnum setelah dibersihkan dan disterilkan digunakan sebagai pengganti kapas (banyak digunakan pada zaman Perang Dunia 1).
• Sphagnum juga menghasilkan parafin, asam asetat, tar, amoniak, sebagai hasil samping yang digunakan dalam industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resensi Buku SEE INSIDE RUANG ANGKASA

IDENTITAS BUKU Judul Buku : See Inside Ruang Angkasa Penulis Buku : Katie Daynes Ilustrasi Buku : Peter Allen Desain : Laura Wood Pene...